PATRIOT TARBIYAH - BUYA H. THAHARUDDIN

Buya H. Thaharuddin (Angku Andah) besar bersama ayahnya di Pitalah. Karena kedua orang tuanya bercerai, sehingga hal itu menuntutnya untuk ikut dengan sang ayah ke Pitalah. Seperti anak lainnya di masa itu ia memulai pendidikan formalnya di SR (Sekolah Rakyat) sekitar tahun 1949 dan melanjutkan pendidikan ke MTI Jaho sampai duduk di kelas dua Tsanawiyah lalu ia pindah ke MTI (PPTI)  Malalo sekitar  tahun  1957/1958 dan duduk di kelas dua Tsanawiyah juga.

 Namun karena kecerdasannya, pada tahun itu juga ia dinaikkan oleh Buya Labai Sati ke kelas tiga. Tidak beberapa bulan di kelas tiga ia dinaikan lagi ke kelas empat. Pada tahun 1959 ia naik ke kelas enam, dan pada saat itu terjadi pergolakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia), sehingga pada tahun 1960 ia pergi belajar ke Pesantren Nurul Yaqin Ringan-ringan bersama dengan sahabatnya angku Muis Pakiah Sati. Tiga bulan setelah itu juga menyusul sahabatnya yang lainnya, yaitu Angku Karis dan Angku Labai Mudo.

Pada tahun 1961 ia pergi ke Aceh bersama Angku Muis Pakiah Sati dan belajar di sana. Dan ketika Buya Labai Sati kembali ke Malalo pada awal tahun 1962, sehingga pada hari Rabu tanggal 1 Syawal kegiatan belajar-mengajar di MTI Malalo kembali di laksanakan setelah sempat terhenti karena PRRI. Pada bulan Sa’ban-nya di MTI Malalo diadakan perayaan penerian ijazah, dan bertepatan sebelum perayaan tersebut Buya Thoharuddin pulang dari aceh, sehingga ia pun juga mendapat ijazah aliyah pada perayaan tersebut. Pada bulan ramadhannya ia bersama sahabatnya Angku Karim (Tj. Barulak) dan angku Darus Salikin (Teluk Kuantan) pergi ke Kayu Tanam untuk mengikuti kursus Ilnmu Mantiq bersama Buya Dt. Tumanggung.

Setelah Ramadhan mereka kembali ke Malalo, dan mengajar pada 1963 sampai tahun 1965. Dalam karirnya ia juga sempat mengikuti latihan tentara atau latihan meliter di Padang  Panjang sekitar tahun 1963/1964, pada saat itu ia utusan dari PERTI, latihan tersebut ia ikuti selama satu bulan penuh.

Ia juga pernah mengikuti Pelatihan Kader FORMI PI PERTI di Padang Panjang pada tahun 1965 selama 15 hari, ketika penutupan acara terseburt bertepatan dengan G30S PKI, setelah ia selesai mengikuti pelatihan tersebut ia kembali ke Malalo.

Ia berkeluarga pada tahun 1964 dengan seorang gadis yang berasal dari Pitalah juga yang bernama Rosnomi atau banyak juga orang panggil dengan panggilan kak Irai, dari istrinya ini, ia dianugerahi 3 orang anak: 1.  Habibullah,  2. Habiburrahman  dan 3. Nur.

Namun ibu Rosnomi ini meninggal ketika melahirkan Nur anaknya yang terakhir. Pada tahun 1969 ia kembali menikah dengan ibu Ros, ibu Ros ini adalah orang dari Nagari Guguak di Padang Pariaman, dan ia kembali di anugerahi satu pasang anak yang diberi nama 1. Muhammad Syukri dan  2. Mailul Husni.

Lalu ia diminta untuk mengajar di Panti Pasaman Barat, lalu ia mengajar di sana selama 14 tahun. Dan ia kembali menikah dengan Midren adik dari istrinya yang pertama (ganti lapiak) dan dianugerahi seorang putri yang diberi nama Mabrur. Putrinya mabrur ini lahir ketika ia pergi menunaikan ibadah haji pada tahun 1986.

Setelah meninggalnya ibu Nuraini (putri kandung Buya Labai Sati) ia diminta kembali ke Malalo untuk menjadi pimpinan di MTI Malalo. Dan ketika ditangannyalah nama MTI malalo diubah menjadi Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Malalo (PPTI Malalo).

Pada pertengahan tahun 1987 ia mengajak Angku Karim untuk tinggal di Malalo, Angku Karim pun mengikuti ajakannya tersebut, sehingga pada saat itu Angku Karim tinggal di Surau Tinggi. Bersama Angku Karimlah ia pernah  mengikuti beberapa acara penting, seperti MUNAS Organisasi Thariqat di Jakarta, yang acara pembukaannya dilaksanakan di Taman Mini Indonesia dan dilanjutkan di Wisma Haji Pondok Gede selama 15 hari pada tahun 1987, pada waktu itu mereka berdua menjadi utusan Kotamadya Solok.

Dari segi ilmu Tariqat, ia berguru kepada Buya Labai Sati dan ia juga pernah Suluk dengan Buya Kanis Tuangku Tuah di Simpang Batu Hampa daerah 50 Kota, tepatnya di Pondok pesantren Tarbiyah Islamiyah di sana.

Ketika ia menjadi Pimpinan di PPTI, ia tinggal di Surau Tinggi, pernah juga tinggal di rumah penduduk di Padang Laweh dan juga pernah tinggal di kantor di sebelah kantin (kafetaria) PPTI Malalo. Selama di tangannya sangat banyak perubahan di PPTI Malalo, ditangannyalah dibeli tanah di belakang sekolah dan didirikan asrama sementara lalu ditunjuk Angku Karim sebagai ketua asramanya. Lalu dibeli tanah yang pinggir danau sebanyak tiga tahap, sesudah itu barulah didirikan asrama dan mushallah permanen.

Sebelumnya pada tahun 1957 hanya ada 4 lokal yaitu di kantor desa yang ada di tengah-tengah desa Padang Laweh, sehingga prosese belajar-mengajar harus dijadikan dua tahap, kelas 1, 2 dan 3 harus belajar di sore hari karena ada saat itu kelas 3 ada dua lokal.dan kelas 4, 5, 6 dan 7 yang belajar pagi. Pada tahun 1960 baru pindah tempat yang dipakai sekarang, murid pada saat itu mencapai 600 orang.

Ia juga pernah menikah dengan seorang guru di PPTI yang bernama Marina Amini pada tahun 2000, setelah ibu Marina Amini meninggal ia kembali menikah dengan istrinya yang terakhir yang bernama Hamidah pada tahun itu juga. Dan ia wafat pada sore kamis 19 Ramadhan 1432 H/ 19 Agutus 2004 pada waktu magrib.

Tidak ada komentar untuk "PATRIOT TARBIYAH - BUYA H. THAHARUDDIN"